
Athome.id – JEC Eye Hospitals and Clinics resmi meluncurkan Matapedia—ensiklopedia mata digital pertama di Indonesia yang secara khusus membahas kesehatan mata. Peluncuran ini berlangsung bertepatan dengan JEC International Meeting (JECIM) 2025, pada Jumat (25/4) lalu, yang merupakan acara internasional yang kembali digelar setelah lima tahun absen akibat pandemi.
Berbeda dari sekadar situs informasi biasa, Matapedia dirancang sebagai sumber pengetahuan berbasis ilmiah dalam bahasa Indonesia yang mudah dipahami. Ratusan artikel telah tersedia, mencakup topik mulai dari penyakit mata, prosedur medis, tips perawatan sehari-hari, hingga teknologi terkini di bidang oftalmologi. Semua konten disusun langsung oleh tim dokter spesialis dan kontributor profesional.
“Matapedia adalah wujud nyata dari komitmen kami dalam membawa edukasi berbasis sains ke masyarakat luas. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi soal memberdayakan masyarakat dengan informasi yang benar agar kualitas hidup mereka meningkat,” ujar DR. Dr. Johan Hutauruk, Sp.M(K), Presiden Direktur JEC Korporat.
Tak hanya untuk masyarakat umum, Matapedia juga menyasar tenaga kesehatan primer—khususnya mereka yang bertugas di daerah terpencil—agar memiliki akses ke informasi praktis dan kredibel. Menariknya, platform ini juga dilengkapi dengan berbagai format konten seperti infografis, video edukatif, serta fitur interaktif Tanya AI yang memungkinkan pengguna berkonsultasi langsung mengenai gejala atau istilah medis.
Matapedia hadir di tengah gempuran informasi keliru yang membanjiri dunia digital. Data dari KOMDIGI menunjukkan bahwa dari 1.923 konten hoaks yang terdeteksi sepanjang 2024, sebanyak 163 di antaranya berkaitan dengan isu kesehatan. Sementara itu, indeks literasi digital Indonesia masih berada di angka 43,34—cukup untuk menggunakan perangkat digital, namun belum mampu menyaring informasi yang valid.
Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC @ Menteng, sekaligus Ketua JECIM 2025 mengatakan, “Ketimpangan antara kebutuhan layanan dengan ketersediaan SDM ini menjadi alasan kuat mengapa platform seperti Matapedia urgen tersedia. Kami ingin memastikan bahwa di tengah keterbatasan akses layanan langsung, masyarakat tetap bisa mendapatkan informasi yang tepat, akurat, dan bisa dipercaya. Harapan kami, tak ada lagi orang tua yang bingung menghadapi masalah mata anak karena informasi tidak akurat. Tak ada lagi pasien glaukoma yang terlambat berobat akibat mitos yang dibacanya. Matapedia akan menjadi sahabat tepercaya kesehatan mata bagi semua kalangan.”
Lebih dari sekadar proyek digital, Matapedia juga hadir sebagai solusi konkret atas krisis akses layanan kesehatan mata di Indonesia. Saat ini, ada sekitar 8 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan, namun hanya 3.000 dokter mata yang tersedia. Rasio ini jauh dari ideal, dan Matapedia diharapkan menjadi jembatan pengetahuan yang mampu mengisi kesenjangan itu.
Tak berhenti di situ, JEC menargetkan akan ada lebih dari 1.000 artikel hadir dalam tahun pertama. Mereka juga tengah mengembangkan aplikasi mobile Matapedia yang ramah tunanetra, dilengkapi pembaca layar dan panduan audio interaktif—membuka akses informasi yang benar-benar inklusif bagi semua lapisan masyarakat.
Dengan peluncuran Matapedia, JEC tak hanya memperkuat posisinya sebagai pemimpin layanan mata di Indonesia, tetapi juga menandai era baru dalam edukasi digital yang cerdas, inklusif, dan berbasis sains. www.matapedia.id kini siap menjadi sahabat terpercaya bagi siapa pun yang peduli dengan kesehatan mata.
Peluncuran Matapedia juga bertepatan dengan penyelenggaraan JEC International Meeting (JECIM) 2025 – forum ilmiah oftalmologi terlengkap di Indonesia yang digagas oleh JEC setiap dua tahun sekali dengan menghadirkan pembicara dari 17 negara dan diikuti lebih dari 1.200 partisipan – dari kalangan dokter mata, termasuk young ophthalmologist dan ophthalmology community, perawat mata, optometrist/refraksionis optisien, serta praktisi industri kesehatan mata lainnya.
Leave a Comment