
Athome.id – Germany Brilliant (GB), produsen perlengkapan kamar mandi dan dapur, menggandeng Lembaga Sertifikasi Profesi Desain Interior Indonesia (LSPDII) dan Bazar Bangunan dalam sebuah kolaborasi unik yang mendukung program strategis Kementerian Pariwisata. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi nyata dalam meningkatkan kenyamanan wisatawan, sekaligus melestarikan budaya lokal di destinasi wisata unggulan, khususnya Kampung Baduy, Lebak, Banten.
Kementerian Pariwisata menargetkan 14,6 hingga 16 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2025, meningkat dari target tahun sebelumnya yang berada di angka 14,3 juta. Angka ini bukan sekadar ambisi—faktanya, kunjungan wisatawan asing sepanjang Januari-Februari 2025 telah tumbuh sebesar 13% dibanding periode yang sama di 2024.
Melihat potensi besar Kampung Baduy sebagai destinasi budaya, GB bersama LSPDII dan Bazar Bangunan secara resmi meresmikan lima unit saung kamar mandi pada 14 Mei 2025 lalu. Saung-saung tersebut dibangun di lima titik strategis: Kaduketug 1, Kaduketug 2, Kaduketug 3, Legok Jeruk, dan Cicakal Muara. Uniknya, air di saung ini mengalir langsung dari pegunungan, memperkuat konsep ramah lingkungan sekaligus menjaga keaslian suasana alam Baduy.
Menjunjung Tinggi Adat dan Budaya Lokal
Menurut Yapto Wijaya, General Manager GB, ide ini muncul setelah kunjungan wisata ke Baduy yang menyadarkan pentingnya fasilitas dasar bagi kenyamanan wisatawan dan warga lokal. Sebagai produsen sanitary, GB merasa terpanggil untuk berkontribusi melalui pembuatan saung kamar mandi.
“Kami berdiskusi dengan tokoh-tokoh adat Baduy Luar serta melibatkan para arsitek Baduy untuk membantu pembuatanya agar saung kamar mandi sesuai dengan aturan adat budaya Baduy. Bagi kami pembuatan saung kamar mandi sangat diperlukan karena jika kita berbicara aktivitas wisata keseharian di Baduy sudah pasti membutuhkan saung kamar mandi. Hal ini juga sejalan dengan salah satu program CSR (Corporate Social Responsibility) GB,” imbuh Yapto saat peresmian berlangsung.
Proses pembuatan saung kamar mandi ini bukan tanpa tantangan. Rohadi, Direktur LSPDI-Desain Interior, mengungkapkan bahwa desain kamar mandi harus melalui berbagai tahap evaluasi oleh masyarakat Baduy. “Lebih tiga kali saya bawa desain kamar mandi ke sini tetapi jika mereka bilang tidak pas ya tidak, masyarakat Baduy saya menjunjung tinggi aturan adat sampai hal terkecil sekalipun,” tambah Rohadi.
Lebih dari Sekadar Bangunan
Acara peresmian turut dihadiri oleh perwakilan dari HDII, IAI, dan mahasiswa dari Universitas Pradita dan Universitas Interstudy. Mereka mendapat kesempatan belajar langsung tentang budaya dan arsitektur khas Baduy, termasuk desain rumah adat dan lumbung padi. Tak hanya itu, bantuan sembako juga disalurkan kepada masyarakat sebagai bentuk kepedulian sosial.
Ketua adat Kampung Baduy Luar, Jaro Oom, menyambut baik inisiatif ini. “Alhamdulillah khusus nya kepada GB, LSPDI, Bazar Bangunan dan tim lainya. Pembuatan saung kamar mandi ini sangat berguna bukan hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk wisatawan agar lebih nyaman saat ke saung cai, kami berharap wisawatan juga akan semakin banyak datang kesini.”
Proyek ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor yang menghargai budaya lokal dapat memberikan dampak positif jangka panjang, baik bagi masyarakat maupun perkembangan pariwisata Indonesia.
Leave a Comment