Menyusuri Emosi dan Ruang Melalui Cahaya dan Bayangan di in-Lite IndoBuildTech 2025

Athome.id — in-Lite LED kembali hadir memukau di ajang IndoBuildTech Expo 2025, mengusung pengalaman baru dalam pencahayaan yang lebih dari sekadar terang: pencahayaan yang bercerita. Dengan mengusung tema “in-Lite Illuminating The Everyday Emotions through Light and Shadow”, merek lokal kebanggaan Indonesia ini menampilkan pavilion interaktif bertajuk Tunnel in-Lite”, yang memadukan seni tata cahaya dengan keintiman keseharian.

Bertempat di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, paviliun ini menjadi panggung bagi in-Lite untuk menerjemahkan emosi dalam ruang melalui perpaduan dramatis antara cahaya dan bayangan. Lebih dari sekadar estetika, konsep ini bertujuan menyampaikan bagaimana pencahayaan mampu membentuk nuansa, membangkitkan kenyamanan, hingga menceritakan kisah.

Menghidupkan ruang, menyentuh perasaan

Menurut Fransiska Darmawan, General Manager Marketing in-Lite, pencahayaan ideal bukan hanya soal teknis, tapi juga tentang pemahaman emosi dan fungsi ruang. “Kami ingin menunjukkan bahwa memperindah ruangan bisa dilakukan secara personal dan terjangkau. Asalkan kita tahu ambience yang ingin diciptakan, produk pencahayaan bisa menjadi alat ekspresi yang luar biasa,” ungkapnya.

Konsep ini sejalan dengan filosofi “Beyond Illumination” dari in-Lite — bahwa cahaya adalah elemen hidup dalam desain ruang, bukan sekadar penerang.

Tunnel in-Lite, perjalanan melalui enam dimensi emosi

Pavilion “Tunnel in-Lite” dirancang oleh arsitek Alvar Mensana dari studio mensanaDANteman. Terinspirasi dari teknik fotografi double exposure karya Harry Callahan, Alvar menciptakan ruang yang mengalir melalui gradasi cahaya dan gelap, layaknya narasi visual yang membawa pengunjung menjelajahi spektrum emosi dalam keseharian.

“Kami ingin menghadirkan pengalaman menjelajahi ruang melalui lapisan-lapisan yang dibalut gradasi cahaya gelap dan terang. Terinspirasi dari teknik fotografi double exposure karya Harry Callahan, pavilion ini menggabungkan pendekatan konsep 360°, di mana terang dan gelap saling bertemu dan menciptakan kehidupan melalui harmoni keduanya. Permainan cahaya kami juga manfaatkan untuk menghidupkan detail-detail kecil yang kerap luput dari pandangan. Setiap ruang menyampaikan cerita berbeda, dengan permainan material, tekstur, dan pencahayaan yang dirancang guna menghadirkan suasana unik sesuai kebutuhan ruang, namun tetap memberikan kenyamanan dan kehangatan bagi siapa pun yang melaluinya.”

Enam ruang perjalanan di Tunnel in-Lite disusun layaknya bab dalam sebuah cerita.

  1. Garden: Bayangan dedaunan bergerak pelan di dinding, membawa ketenangan alami dari luar ke dalam ruang.

  2. Living: Ambient lighting yang lembut pada kayu menciptakan kehangatan dan kedekatan.

  3. Meeting: Cahaya tegas dan fungsional mencerminkan semangat produktivitas dalam lingkungan profesional.

  4. Communal: Pantulan dinamis antara cahaya dan lantai logam menciptakan suasana interaktif yang energik.

  5. Simulation: Eksplorasi bebas dalam ruang gelap yang memungkinkan pengunjung memahami interaksi cahaya dan tekstur secara langsung.

  6. Parking: Simulasi ruang luar yang memperlihatkan solusi pencahayaan jalan dan eksterior dari in-Lite, merefleksikan perhatian mereka terhadap ruang publik.

Setiap ruang menggambarkan bagaimana pencahayaan dapat mengubah persepsi terhadap material—seperti kayu, batu, dan logam—menjadikan elemen statis tampak hidup dan emosional.

Komitmen lokal yang terang benderang

Sebagai produk karya anak bangsa, in-Lite menggandeng mitra lokal seperti TACO dan Growandgrow.id dalam menghadirkan “Tunnel in-Lite”. Kolaborasi ini menegaskan semangat kolektif untuk menghadirkan solusi interior yang relevan, adaptif, dan inklusif.

Melalui partisipasinya di IndoBuildTech Expo 2025, in-Lite menegaskan komitmennya terhadap gerakan #TerangIndonesia, yang bertujuan menyediakan pencahayaan berkualitas bagi masyarakat dari berbagai lapisan.

Tags:
Leave a Comment