
Foto: Amazing Living/Shohin Bonsai/Home Designing
Festival Bonsai Nusantara 2018 yang diselenggarakan di halaman Balai Kota Surabaya beberapa waktu lalu membuat heboh masyarakat Surabaya. Tidak hanya karena tanaman bonsai yang unik, namun juga harganya yang selangit, yaitu mencapai Rp1 miliar. Anda tertarik untuk menjadikan bonsai dekorasi interior? Berikut ulasannya.
Bonsai dan Sejarahnya
Lalu timbul pertanyaan, sebenarnya bonsai itu apa sih? Robert Steven, penggemar bonsai menjawab, “Bonsai merupakan cuplikan alam, yaitu pohon dengan nuansa tua berbentuk miniatur yang dituangkan dalam pot. Ukuran harus kerdil, dengan tinggi maksimal 1,5 meter, memiliki anatomi yang menggambarkan tanaman itu tua, dan umurnya lebih panjang dari manusia.”
Bonsai berasal dari kebudayaan China, kurang lebih 1.300 tahun yang lalu, dengan sebutan penjing (pen = pot, jing = panorama). Meluas ke Korea lalu Jepang. Di Jepang itulah sebutan penjing berubah menjadi bonsai (bon = pot, sai = tanaman). Pada tahun 70-an mulai populer di Indonesia dengan sebutan yang sama, bonsai. Tanaman bonsai pertama yang dikenal di Indonesia adalah jenis beringin dan cemara.
Tidak semua tanaman bisa dibentuk menjadi bonsai. Syaratnya, tanaman harus berbatang kayu keras, daun tidak terlalu besar (ukuran relatif kecil), berakar tunggang, dan umurnya panjang. Yang lebih penting, hasilnya bisa merefleksikan tanaman tua yang ada di alam. Tidak hanya beringin dan cemara yang bisa dijadikan bonsai, pohon bunga seperti bougenville dan soka, juga pohon buah-buahan seperti jambu klutuk, delima, dan belimbing pun bisa.
Membentuk tanaman menjadi bonsai bisa dibilang susah-susah gampang. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Pertama memilih bahan. Bahan tanaman bisa dari alam yang umurnya sudah agak tua, bisa juga berupa benih yang harus melalui tahap pembibitan, dan sebagainya. Yang pasti membutuhkan waktu lebih lama. Tahap kedua, menetapkan konsep atau gaya. Pada dasarnya gaya bonsai ada lima, tegak lurus, tegak berliku, miring, semi menggantung (rebah), dan menggantung. Dengan berbagai kombinasi, kini tak terhitung lagi jumlah gaya yang ada, sudah dikembangkan sesuai selera. Tahap ketiga, membuat program percabangan (tata letak cabang). Keempat, membuat program perantingan (tata letak ranting). Kelima, membuat program perdaunan. Pembentukan ini memakan waktu bertahun-tahun, tergantung spesies tanaman.
Setelah membuat atau membeli bonsai yang sudah jadi, tentu harus dirawat agar tetap indah dan tidak berubah bentuk. Seperti tanaman hias lain, bonsai memerlukan pupuk. Sebaiknya menggunakan pupuk organik, agar keasaman tanah tetap terjaga. Hindari pupuk anorganik atau kimia.
Media tanam yang baik untuk bonsai harus yang kualitasnya bagus, mampu mengikat makanan dan air dalam wadah kecil, drainase-nya juga bagus. Yang terbaik digunakan adalah pasir vulkanis atau pasir Malang yang berpori-pori, sehingga mampu mengikat air dan nutrisi yang diperlukan. Makanan juga baik untuk perkembangan akar serabut, yang menunjang pertumbuhan daun.
Bonsai merupakan tanaman outdoor. Ia perlu cukup sinar matahari. Jika tidak, pertumbuhannya akan kurus dan pucat, dinamakan etiolasi. Jika memang ingin diletakkan di dalam ruangan, bisa saja, hanya dalam kurun waktu tertentu. Misalnya dua hari dalam seminggu. Sisa harinya harus dikeluarkan untuk mendapatkan sinar matahari. Media tanam harus dijaga agar selalu lembab, tidak basah tidak juga kering. Siram setiap hari di musim kemarau, jangan terlalu sering di musim hujan. Pemangkasan dilakukan jika bonsai berubah bentuk, karena pertumbuhan daun membuat bonsai tidak sesuai lagi dengan konsep semula.
Pendorong semangat hidup
Bagi pecinta bonsai, kenikmatan dirasakan bukan hanya pada saat melihat, namun juga saat menyentuh, menyiram, memangkas, dan memupuknya. “Dengan bonsai, kita bisa menuangkan seluruh emosi dan perasaan, berkreasi sesuai dengan pesan-pesan yang ingin kita sampaikan, “ ujar Robert. Saat merawat tanaman ini, dalam diri para penggemar bonsai terjadi semacam proses meditatif. Bisa menjadi pelepas ketegangan, menimbulkan kenikmatan yang luar biasa, menumbuhkan rasa percaya diri, melatih kesabaran dan rasa memiliki. Bonsai juga diyakini bias mendorong semangat hidup. Keindahan bonsai bagi penggemarnya tidak bisa diukur hanya dengan mata, namun juga harus dengan mata hati. Setiap bonsai memiliki inner beauty.
Naskah: Naomi Sinaga
Leave a Comment