
Foto: Stephen Schauer.
Lighthouse adalah bangunan kecil yang dirancang dengan cara yang berbeda oleh Knowhow Shop, studio rancang-bangun asal Los Angeles. Sejak awal berdirinya di tahun 2010, Knowhow Shop memang memulai dengan proyek-proyek kecil yang tidak biasa. Mereka membangun reputasi studionya sebagai laboratorium untuk mengeksplorasi material, konservatori bagi kerajinan digital maupun tradisional. Dan tentu saja sebagai tempat bagi komunitas kreatif untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan yang imajinatif dan tidak umum. Itu sebabnya kantor mereka berbentuk unik seperti ini.
Baca: Desain Kantor Kekinian untuk Milenial

Ruang dalam di Lighthouse bisa menjadi ruang kerja untuk empat orang. Dua orang mendapat view dari jendela di depannya, dua orang lagi diminta lebih konsentrasi dengan kursi menghadap dinding. (photographed by Stephen Schauer).
Kagan Taylor dan Justin Rice mendirikan Knowhow Shop untuk mewadahi ketertarikan mereka akan kerajinan tradisional, digital fabrication, dan komitmen terhadap arsitektur kontemporer. Mereka punya bengkel di sudut jalan kecil di Highland Park, Los Angeles. Jika bengkel adalah tempat pekerjaan-pekerjaan yang lebih melibatkan fisik, maka Lighthouse adalah tempat pekerjaan kantoran berlangsung. Lighthouse juga menjadi pameran keterampilan mereka, dan contoh yang memperlihatkan potensi besar dalam memikirkan kembali cara kita merancang dan membangun sesuatu.

Sekilas terlihat mirip, tapi Kagan di sebelah kiri dan Justin di kanan. (photographed by Stephen Schauer).
Kagan Taylor dan Justin Rice membangun Lighthouse layaknya sebuah furnitur. Mereka tidak menggunakan cara-cara perakitan standar, dengan metode baru memulai semuanya dari awal hingga akhir. Kagan Taylor dan Justin Rice merasa proyek Lighthouse ini menguji keterampilan mereka dengan material dan perpsepsi tentang ruang. “Ini bukanlah proyek yang pengerjaannya bisa kami serahkan kepada kontraktor, jadi kami lewati saja metode arsitektural yang normal, dan mengandalkan potensi rancangan eksperimental kami,” jelas mereka. Skylight di atap dibuat dengan menggabungkan material tradisional pada pembuatan kapal dengan detail-detail dari sunroof pada mobil.
Baca: JustCo, Jasa Co-Working Space Asia Hadir di Jakarta

Selamat datang di Lighthouse. (photographed by Stephen Schauer)
Nama Lighthouse diambil untuk menggambarkan dua sistem konstruksi yang digunakannya. Pertama adalah panel-panel prefabricated yang dirakit di lokasi sehingga berdampak minimal terhadap lingkungan. Kedua, elemen-elemen bukaannya yang ikonik seperti pintu kaca lebar, jendela, serta skylight yang bisa dibuka-tutup, yang semuanya memungkinkan banyak cahaya alami masuk sepanjang hari. Di malam hari, bukaan-bukaan ini memproyeksikan cahaya lembut ke lingkungannya.
Baca: Pilpres 2019, Gedung Golkar Sambut Konstituennya Tanpa Jarak
Tanpa perlu pondasi, Lighthouse ditopang oleh kastor roda yang biasa digunakan pada tempat sampah besar, sehingga kantor ini dapat dipindah-pindahkan, dan punya ruang eksterior yang fleksibel. Kagan Taylor dan Justin Rice dari Knowhow Shop berharap proyek ini bisa menjadi inspirasi bagi orang-orang yang menginginkan bangunan kecil yang berkelanjutan dan tentunya dalam bentuk arsitektur kontemporer. Lihat foto lengkapnya di sini.
Naskah: Donny Amrin
Leave a Comment