Arsitektur Rumah Joglo Kontemporer

Foto: Djoglo Luxury Bungalow.

Ketika hotel-hotel bersaing menjadikan keuntungan komersial sebagai tujuan utama, Djoglo Luxury Bungalow justru menjadikannya fungsi kedua. Felandro Madjid dan Rangga Indrajaya dari biro arsitek Mint Design Studio (Mint-DS) yang dipercaya mewujudkan misi itu, bercerita tentang konsep ‘rumah Joglo kontemporer’ yang mereka pilih untuk menerapkan fungsi utama sebagai ‘tempat berkumpul keluarga yang hangat’ pada Djoglo Luxury Bungalow yang ada di kota Malang ini.

Paduan nilai tradisional dan modern pada sebelas rumah tradisional Jawa berbentuk Joglo dihadirkan dalam bentuk yang lebih kontemporer, dengan pemakaian material-material modern. Sepuluh unit joglo kecil dan sebuah joglo besar menempati lahan seluas 1,3 hektar di tepi lapangan golf, sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar. “Lahan ini milik keluarga besar dari Kediri. Awalnya mereka ingin membangun tempat kumpul keluarga besar di kota Malang. Lalu sebagian generasi mudanya mengajukan usul agar tempat ini juga bernilai komersial. Paling tidak hasilnya bisa untuk membantu biaya perawatan,” ujar Felandro Madjid.

Pada bagian depan lahan terdapat Djati Lounge yang menampung fungsi ruang serbaguna, restoran, cafe, dan area penerima. Kolam renang bagi tamu berada di sisi belakangnya, mendapat view lapangan golf.

Ide untuk membuat rumah Joglo yang lebih kontemporer muncul sebagai pertimbangan komersial. “Jadi ide itu bertemu di tengah. Tetap memegang bentuk Joglo tradisional namun dikemas lebih kontemporer,” jelas arsitek yang disapa Andro ini. Ia dan timnya disuguhi desain masterplan yang hampir tidak bisa diotak-atik, kecuali orientasi bangunan. Joglo adalah bangunan simetris yang berpusat ke tengah. Padahal lahan ini memiliki lingkungan sekitar yang sangat menarik untuk dinikmati secara visual.

Masterplan Djoglo Luxury Bungalow yang dirancang MINT-DS. Mereka hanya dibolehkan mengubah orientasi bangunan, bukan tata letak keseluruhan.

Deretan pegunungan yang membiru di kejauhan dan hijaunya hamparan lapangan golf seharusnya bisa dinikmati dari dalam bangunan. “Kami tetap berpegang dengan konsep joglo tradisional yang berorientasi ke pusat. Kami menampilkan bentuk atap joglo, tapi dengan garis-garis yang lebih slim. Atap tanah liat kami ganti dengan atap aspal yang tipis. Dinding-dinding kayu kami ganti dengan kaca agar pemandangan di luar bisa dilihat dari dalam,” jelas Andro dan Rangga Indrajaya dari Mint-DS. Penambahan bentuk massa juga terjadi karena ada fungsi kamar mandi yang harus dimasukkan pada setiap unit.

Ada tiga tipe unit bungalow yang dirancang, Garden View, Golf View dan President. Enam unit Garden View Bungalow berorientasi ke taman dan kolam. Tiga unit Golf View dan satu unit terbesar, President, menghadap ke lapangan golf. President Bungalow memiliki teras dan kolam renang privat, juga dilengkapi dengan jacuzzi.

Bentuk joglo tradsional tetap dipertahankan pada setiap unit bungalow.

Pada bagian depan lahan terdapat Djati Lounge yang menampung fungsi ruang serbaguna, restoran, cafe, dan area penerima. Kolam renang bagi tamu berada di sisi belakangnya, mendapat view lapangan golf. “Alur sirkulasi di jalan masuk kami bagi dua ke arah parkir dan ke unit bungalow. Kami tidak ingin bentuk joglo yang ada di lahan ini langsung terlihat seluruhnya. Bentuk atap joglo meniru bentuk gunung-gunung yang ada di sekitarnya. Bagi masyarakat Jawa, gunung adalah tempat yang sakral. Karena itu kami memberi jarak pada bangunan dengan jalan, taman, dan kolam, supaya joglo besar ini terlihat agung,” jelas Andro tentang Djati Lounge yang merupakan bangunan Joglo terbesar di lahan ini.

Genteng tanah liat dan warnanya yang khas tidak lagi terlihat di atap Joglo. Para arsitek dari Mint-DS menghadirkan warna terakota melalui krawangan yang mereka rancang khusus. Pemakaian yang paling terlihat adalah pada selubung bangunan di samping Djati Lounge. Krawangan ini digunakan agar udara dan cahaya tetap masuk, namun tampias air hujan tidak. Desainnya juga memungkinkan untuk memberi privasi ruang di baliknya. “Kami sangat mengapresiasi kesediaan owner dan kontraktor yang mau menerima desain-desain khusus yang kami ajukan. Krawangan dibuat di lokasi, menggunakan semen dan campuran genteng tanah liat yang dihancurkan. Kami juga terkesan dengan persediaan kayu jati milik owner yang digunakan pada pada hampir semua bagian hotel ini,” jelas Andro tentang ekspos material di hotel ini. Warna-warna kayu dan terakota menjaga kesan ‘hangat’ layaknya pada rumah Joglo tradisional, walau bangunan ini terlihat modern. Lihat foto lengkapnya di sini.

 

Naskah: Donny Amrin

 

 

Tags:
Leave a Comment