Heksapilar Megakosmopolitan

Foto: Ilustrasi dok. Damoci

Diprediksi sekitar sedekade ke depan lebih dari setengah penduduk dunia akan menempati kota-kota besar dan sewindu lagi sekira seperempat penduduk Indonesia akan bermigrasi ke kota-kota besar, terutama ibukota. Perkembangan moda transportasi dan teknologi informasi yang semakin ekspres nan kekinian serta adanya keterbukaan ekonomi antarkota membuat arus barang, jasa, kapital, dan manusia semakin masif menyebar. Kota-kota besar semakin terkoneksi dan dependen satu sama lain, dan Jakarta semakin dibutuhkan menjadi induk untuk berperan sebagai hub jala-jala konektivitas domestik.

Jakarta bukan hanya sebagai kota megapolitan yang dipenuhi oleh banyaknya penduduk dan pekerja yang saling terkait dari kota-kota satelit terdekat, tetapi sudah menjadi kota kosmopolitan yang dihuni masyarakat urban dari latar belakang budaya yang beragam. Jakarta sebagai pusat konurbasi dengan dasakota yang berdampingan harus memenuhi kebutuhan dasar warganya, terutama hunian, dan menjamin pasokan fasilitas dasar publik seutuhnya agar dapat disebut sebagai Kota Cerdas.

Baca: Hunian Berbasis TOD untuk Jakarta yang Lebih Ramah

Untuk menjadi suatu Kota Cerdas paripurna, Jakarta harus memiliki konsep ketahanan pangan dan pertahanan wilayah, didukung oleh kepercayaan dari investor melalui model bisnis yang bertransformasi membangun Kota Cerdas dari akar rumput. Integrasi menjadi suatu kata penting dalam penciptaan suatu Kota Cerdas, di mana harus ada kriteria instrumentasi, interkoneksi, dan intelijen. Sebuah kota harus terfasilitasi dengan suatu alat teknologi informasi yang dapat mengelola secara tersentral sehingga dapat mengelola data dengan cermat dan mengambil kebijakan yang cerdas. Jakarta telah memenuhi kriteria pertama, sehingga yang perlu dikembangkan sekarang adalah dwifaktor berikutnya untuk menjadikan Jakarta menjadi kota mahardika, dan konsep ini setelah tersistemasi dapat ditiru oleh kota-kota besar lainnya di seluruh nusantara.

Baca: Teknologi Digital pada Sektor Properti

Kota Cerdas Jakarta sebenarnya adalah penerapan konsep apik berbasis sosial ekonomi, untuk mewujudkannya pemerintah harus menerapkan heksapilar penting, yakni Mobilitas Cerdas dengan penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur agar lebih efisien. Kedua, Pemerintahan Cerdas yang menggunakan fasilitas aplikasi teknologi agar lebih responsif dan terintegrasi. Ketiga, Lingkungan Cerdas yang dikelola manajemen sumber daya alam yang ramah lingkungan, didukung oleh Masyarakat Cerdas dengan peningkatan kualitas dan fasilitas hidup dan hunian laik, kemudian Hidup Cerdas agar masyarakat tinggal di zona aman, nyaman, dan sehat. Serta pilar terakhir adalah Ekonomi Cerdas yang menumbuhkan produktivitas kewirausahaan dan semangat kreativitas serta inovasi, seperti adanya bisnis rintisan yang mendisrupsi sistem jadul.

Baca: Industri Properti 4.0 dan Keamanan Digital

Target menjadi Kota Cerdas niscaya terwujud pada 2025 mendatang, karena Jakarta sebagai kota megakosmopolitan telah didorong penuh agar perkembangannya berjalan dalam koridor konsep kontemporer, yakni Kota Cerdas Berkelanjutan. Partisipasi publik dan pemerintah dapat dirangkul guna pemanfaatan data dan aplikasi hingga solusi dengan cara yang relatif mudah dan cepat. Program Kota Cerdas mampu menciptakan sebuah Kota Terbuka, data yang tersedia dihimpun dan diintegrasikan merupakan informasi intelektual publik, lalu peningkatan partisipasi warga dan komunitas sehingga lebih membumi. Jakarta sebagai kota simpul kegiatan perekonomian nasional harus memiliki kapabilitas yang andal dalam peningkatan daya saing yang dilandasi dengan visi yang sejalan dengan tren modernisasi menghadapi konstelasi persaingan kota berspektrum global, sehingga Jakarta dapat berperan dalam kerangka sentralisasi ekonomi karena sekitar 80% pertumbuhan ekonomi Asia didorong kawasan perkotaan.

Adapun tantangan pembangunan Kota Cerdas adalah kesiapan beleid, penggalangan dana, pembekalan bagi sumber daya manusia yang gagap teknologi, dan pembangunan infrastruktur. Sudah banyak investor yang melirik prospek investasi dan properti ke Jakarta sebagai Kota Cerdas. Yang perlu ditambah adalah akselerasi dengan dukungan pemerintah untuk meyakinkan kepastian bagi investor dari kesiapan payung hukum dan regulasi teknis.

David Cornelis – Pengamat Properti

www.davidcornelis.com

Tags:
Leave a Comment