Athome.id – Usai diresmikan pagelaran Indonesia Properti Expo (IPEX) oleh Direktur Jenderal PUPR Iwan Suprijanto dan Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo, terlihat antusias pengunjung terus memadati area pameran di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
“Alhamdulillah akhirnya saya bisa cari rumah di pameran ini tanpa harus berkunjung dari proyek satu ke proyek yang lain,” ungkap Dewi Amalia salah seorang pengunjung asal Bogor, Jawa Barat.
Menurutnya, pagelaran pameran properti dinilai sangat membantu bagi pencari rumah karena bisa menampilkan ratusan proyek properti dalam satu tempat.
“Biasanya setelah dapat incaran rumah di pameran saya langsung survei dulu, kemudian baru booking unit di pameran agar bisa mendapatkan promo dan hadiahnya,” tambah Dewi.
Baca : Permintaan Properti Terus Meningkat pada 2022, Meskipun Terjadi Kenaikan Harga
Sementara itu, sedikitnya ada 225 proyek perumahan diprediksi akan dihadiri langsung oleh 50 ribu orang.
Selain itu, Bank BTN menargetkan potensi izin prinsip kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp 1,5 triliun pada gelaran IPEX periode bulan Mei 2022 ini.
Kemudian, pada ajang promosi dan transaksi tersebut diyakni para milenial yang mencapai lebih dari 80 juta jiwa atau mencakup 31% penduduk Indonesia.
Meskipun bagitu, belum semuanya dari para milenial itu memiliki rumah. “Berdasarkan survei dari IPEX Loyalty Members (ILM) kepada 3.600 calon pembeli bahwa sebanyak 80% adalah milenial dan hampir 90% adalah calon pembeli rumah pertama yang tersebar baik di Jabodetabek dan diluar Jabodetabek,” ucap Haru saat opening ceremony IPEX 2022 di Jakarta, Minggu (15/5/2022).
Haru menambahkan, sebagai bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan pastinya akan lebih memaksimalkan potensi pameran tersebut.
Terlebih, pada pagelaran IPEX juga menjadi fasilitator penyediaan pembiayaan perumahan yang layak kepada seluruh masyarakat, termasuk melalui subsidi maupun non subsidi.
Selain itu, perumahan bagi milenial mengedepankan konsep transit oriented development (TOD) yang telah dimulai sejak 2021.
Adapun kriteria model perumahan tersebut diantaranya seperti pembangunan bersifat mix concept, high density occupancy, rumah terjangkau dalam area bisnis, kawasan bisnis terjangkau, jalan setapak dan alur bersepeda, fasilitas publik, tempat parkir minim, ketersediaan bus/LTR/kereta, dan green building.
“Pada penyelenggaraan expo ini, BTN menargetkan pengunjung pameran sebanyak 50 ribu pengunjung selama delapan hari pameran. Target potensi izin prinsip KPR sebanyak Rp 1,5 triliun, yang terdiri dari KPR non subsidi Rp 900 miliar, KPR subsidi Rp 300 miliar, dan KPR syariah Rp 300 miliar. Kami juga menargetkan booking KPR dengan total nominal Rp 200 miliar,” jelas Haru.
Baca : Tawarkan Suku Bunga 2,22 Persen, IPEX 2022 Bantu Wujudkan Rumah Impian
Secara keseluruhan, IPEX 2022 diikuti oleh 41 pengembang, 11 pengembang subsidi, 30 pengembang non subsidi, dan enam peserta dari penyedia pendukung perumahan dan pengembang non asosiasi.
Proyek yang dipasarkan pada pameran ini tersebar di seluruh Jabodetabek dan beberapa kota seperti Bandung, Surabaya, dan lainnya.
Melalui event terbesar di Indonesia ini juga menawarkan sejumlah gimik yang diharapkan bisa menjadi pendorong minat pembeli rumah. Diantaranya suku bunga promo di tahun pertama sebesar 2,22%, pembelian di masa pameran dibebaskan biaya provisi, dibebaskan biaya administrasi, dan dibebaskan biaya appraisal.
“Jadi lengkap sudah, tanpa biaya dengan suku bunga tahun pertama yang sangat murah. Nanti juga ada pengembangan program GPM atau graduated payment mortgage bahwa cicilan akan menyesuaikan pendapatan dan kemampuan para milenial,” pungkas Haru.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mewakili Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimoeljono menyampaikan, pemerintah terus bekerja keras menyediakan perumahan yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam pelaksanaanya, berbagai tantangan termasuk backlog perumahan masih terjadi.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2021, backlog perumahan mencapai 12,7 juta rumah tangga.
Untuk itu, melalui rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, pemerintah menargetkan peningkatan rumah tangga yang menempati rumah layak huni dari semula 56,7% menjadi 70%, ekuivalen sebanyak 11 juta.
Menurutnya, diperlukan strategi dari sisi supply maupun demand, serta keterlibatan berbagai stakeholders di sektor perumahan termasuk diantaranya pengembang dan perbankan.
Dari sisi supply, pengembang mempunyai peran yang sangat penting untuk mendukung ketersediaan stok rumah serta pemenuhan kualitas material dan konstruksi rumah.
Sedangkan dari sisi demand, peran perbankan begitu sentral dalam melayani fasilitas penyaluran subsidi pemerintah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Mulai dari fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), subsidi bantuan uang muka SBUM, bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT), serta program KPR tabungan pembiayaan rumah atau Tapera.
Lebih dari itu, peran sektor properti tidak hanya mendorong kebutuhan perumahan di Indonesia, tapi menjadi salah satu sektor penggerak ekonomi di Indonesia. Apalagi bisnis properti memiliki multiplier effect terhadap sekitar 174 sektor lainnya.
“Jadi sektor properti mampu menarik dan mendorong kegiatan di berbagai sektor ekonomi, mulai dari sektor jasa, bahan bangunan, hingga mempengaruhi perkembangan di sektor keuangan, serta berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja,” ujar Iwan.
Hingga kuartal I-2022, kinerja sektor properti secara positif mengalami pertumbuhan. BPS mencatat, sektor real estate dan konstruksi tumbuh masing-masing 3,78% dan 4,83% secara year on year (yoy).
Pencapaian sektor properti tersebut dinilai berkontribusi besar dalam pemulihan ekonomi nasional.
Oleh karenanya, pemerintah terus memberikan insentif untuk keberlangsungan sektor properti. Seperti pemberian insentif bebas PPn sebesar 50% untuk pembelian rumah sampai dengan harga Rp 2 miliar dan 25% untuk pembelian rumah dengan harga Rp 2-5 miliar, sesuai yang diatur PMK 6/2022.
“Inilah saatnya kita memiliki rumah, inilah saatnya anda semua membeli rumah. Selanjutnya pemerintah akan terus melibatkan pengembang dan perbankan dalam melaksanakan empat strategi penyediaan perumahan yaitu mendorong ketersediaan rumah, membuat harga rumah menjadi terjangkau, meningkatkan akses pembiayaan, dan memastikan program perumahan dapat terus berjalan dengan dampak fiskal yang dapat dikendalikan,” ujar Iwan.
Penyelenggaraan IPEX 2022 diharapkan menjadi momentum dalam mempercepat pemenuhan kebutuhan perumahan sekaligus pemulihan ekonomi nasional melalui sektor properti. Ke depan, diharapkan agar kerjasama antara pemerintah dan seluruh pengembang dan perbankan bisa berjalan lebih baik.
Leave a Comment