Athome.id – Selain meningkatkan daya ingat, menulis adalah kegiatan terapi yang dapat dilakukan secara mandiri dan terus-menerus. Demikian yang disampaikan oleh Naning Pranoto, M.A., selaku narasumber dalam kegiatan kuliah umum yang diselenggarakan oleh Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta pada Jumat, 16 September 2022. Kegiatan kuliah umum ini mengambil narasumber Naning Pranoto, M.A., seorang sastrawan, founder Rayakultura, sekaligus penyintas kanker.
Menulis sebagai terapi sejalan dengan yang disampaikan oleh James W Pennebaker, Ph.D. Dalam sejumlah risetnya, Pennebaker mengungkapkan bahwa menulis sesungguhnya dapat menerapi seseorang. Menurutnya, dengan menulis ekspresif, kekebalan tubuh seseorang menjadi menguat. Apa yang diteliti Pennebaker dalam sejumlah bukunya, seperti Opening Up, Writing to Heal, inilah yang dipraktikkan dan dialami oleh Naning Pranoto.
Baca: Remaja Menulis Sastra, Sarana Healing yang Menyenangkan
Prof. Dr. Wiyatmi, M.Hum, selaku moderator kegiatan ini menyatakan bahwa kuliah umum prodi Sastra Indonesia yang diselenggarakan kali ini sangat bermanfaat bagi perkuliahan Psikologi Sastra, Psikolinguistik, Membaca Sastra, dan Menulis Sastra yang saat ini tengah ditempuh oleh mahasiswa Sastra Indonesia. Sebab, mahasiswa tidak hanya akan belajar bagaimana membaca atau menulis ekspresif melalui sastra, tapi bagaimana mengelola atau menyalurkan emosi dengan cara-cara yang positif. “Cara ini lebih efektif daripada ‘nyampah’ di lini masa. Kita menyalurkan emosi secara elite, positif, dan mengedepankan intelektualitas,” tegas Naning Pranoto.
Baca: Pengalaman Membaca Sekitar Membuat Raihan Robby Memenangkan Banyak Perlombaan Menulis
Kuliah umum ini sekaligus merupakan bentuk kegiatan merdeka belajar di kampus. Dr. Else Liliani selaku Koordinator Program Studi Sastra Indonesia FBS UNY menyatakan bahwa prodi Sastra Indonesia konsisten untuk mengundang pakar atau praktisi, baik dari dunia industri maupun akademik, untuk mengajar di kampus. “Dengan cara ini, mahasiswa akan belajar secara langsung kepada para pakar. Kegiatan kuliah umum dengan mengundang pakar di berbagai bidang akan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang kelak berguna ketika mereka mulai memasuki dunia kerja.”
Selain menyimak paparan dan berdiskusi dengan narasumber, para peserta kuliah umum ini diajak untuk mempraktikkan cara menerapi diri dengan menulis puisi. Acara kuliah umum ini diikuti sekitar 200 peserta, dari berbagai unsur, seperti dosen, mahasiswa, alumni, dan masyarakat umum.
*Penulis: Dr. Else Liliani (Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNY)
Leave a Comment