
Foto: housebeatiful/thespurce
Menyambut Natal, seluruh umat Kristiani bergembira dan mulai sibuk melakukan segala ritual menjelang Natal. Kegembiraan menyambut kelahiran Yesus ditandai dengan kegiatan membersihkan dan mendandani rumah. Dekorasi dengan hiasan warna-warni, ditata sedemikian rupa untuk mempercantik rumah. Pohon Terang dipasang. Tak ketinggalan, bunga-bunga segar maupun artifisial yang memberi kesegaran dan menambah semarak suasana Natal. Selain cemara, yang identik dengan pohon Natal, juga ada tanaman Poinsettia (Euphorbia pulcherrima) yang disebut Bunga Natal (Christmas flower).
Legenda Poinsettia
Legenda Poinsettia berasal dari Meksiko. Disebutkan, ada seorang gadis kecil bernama Maria dan adiknya, Pablo. Mereka sangat miskin namun selalu bersemangat menantikan festival Natal yang selalu diadakan menyambut Natal. Setiap tahun, sebuah palungan besar diset di gereja desa mereka. Sehari sebelum Natal ramai dengan parade dan pesta-pesta perayaan Natal. Tapi kedua anak itu selalu sedih menjelang Natal, karena tidak memiliki uang untuk membeli hadiah. Mereka berharap bisa memberi sesuatu ke gereja untuk bayi Yesus. Kenyataannya mereka tidak pernah punya apa-apa.
Pada suatu malam Natal, Mario dan Pablo berangkat ke gereja menghadiri perayaan Natal. Dalam perjalanan, mereka memetik beberapa rumput-rumputan yang tumbuh di sepanjang jalan. Mereka memutuskan menjadikan hadiah bagi bayi Yesus yang ada di palungan. Tentu saja anak-anak lain mengejek, ketika mereka memberikan hadiahnya. Tetapi anak-anak itu segera terdiam, setelah tahu kakak-beradik telah memberi yang terbaik yang bisa mereka beri.
Kedua anak itu pun mulai menata rumput-rumputan di sekeliling palungan bayi Yesus. Lalu, keajaiban terjadi. Perlahan-lahan daun bagian atas yang berwarna hijau, berubah warna menjadi merah menyala. Seketika sekeliling palungan dipenuhi bunga yang indah berbentuk seperti bintang. Sejak itu, hingga saat ini, Poinsettia dianggap sebagai lambang bintang Betlehem (star of Betlehem), kota kelahiran Yesus. Di Meksiko, sudah tradisi membawa bunga di malam Natal dan meletakkannya di altar gereja sebagai persembahan menghormati kelahiran Yesus.
Syarat tumbuh dan Perawatan
Si Bunga Natal ini memiliki banyak sebutan, antara lain Cuetlayochitl, Crown of Andes, Lobster flower dan Flame leaf flower. Bagian tanaman yang berwarna merah cerah, yang disangka banyak orang adalah bunganya, tak lain daun yang berubah warna (bract). Bunga yang sebenarnya, disebut cyathia, berada di tengah-tengah bract. Warna merah pada bunga hanya bertahan 3 hingga 4 minggu, setelah itu kembali berwarna hijau.
Untuk menjadikannya kembali merah, perlu perlakuan khusus, antara lain perlakuan short day. Tanaman tidak mendapat sinar matahari atau gelap total dengan cara ditutup mulai jam 4 hingga 7 pagi. Selain itu, dilakukan pemupukan dan pemberian hormon. Perlakuan ini harus dilakukan secara intensif selama hampir dua bulan. Namun kini, bunga semu Poinsettia tidak hanya merah. Dengan penerapan teknologi budidaya, sekarang ada yang berwarna antara lain, pink, putih, merah bercak-bercak putih dan merah keunguan.
Poinsettia dapat tumbuh baik di ruangan dengan kisaran suhu 18-21 derajat Celcius. Namun pada suhu 23-24 derajat Celcius, tanaman ini pun masih dapat tumbuh. Sinar matahari tidak terlalu disukai, karena itulah tanaman ini cocok diletakkan di dalam ruangan (indoor). Bisa saja ditaruh di luar ruangan (outdoor), tapi akan menyebabkan bercak-bercak putih pada daun, yang akan mengurangi keindahan Poinsettia. Pemupukan sekali sebulan menggunakan pupuk NPK 20-20-20 atau pupuk cair sesuai takaran. Hal yang perlu diperhatikan, jangan memupuk pada saat tanaman sedang berbunga. Penyiraman juga dilakukan hanya jika media tanam terasa kering. Jangan lupa, membuang air dalam tatakan di bawah pot.
Naskah: Naomi Sinaga
Leave a Comment