Aquascape, Taman Air dalam Rumah

Foto: KafnuHK/ Builtin

Tidak ada lahan lebih, bukan berarti tidak mungkin memiliki taman. Salah satu alternatif pilihan, taman dalam air. Bahasa kerennya, Aquascape atau underwater landscape. Tidak perlu tempat yang besar, diletakkan di mana saja bukan masalah. Aquascape, akuarium yang isinya bukan hanya ikan, tapi dikombinasi dengan tanaman air yang ditata sesuai selera. Tidak seperti akuarium biasa, ikan di sini hanya sebagai pelengkap, tanaman sebagai elemen utama. “Aquascape dikatakan berhasil jika lumutnya tidak ada atau sangat sedikit,” Kata Okie Tanujaya, pemilik Ocarina Aquarium.

Pembuatan

Untuk membuat Aquascape, harus dipersiapkan terlebih dahulu, akuarium, pasir, pupuk dasar, alat pendingin, gas CO2, lampu dan pupuk cair. Untuk ukuran akuarium, panjangnya harus disesuaikan dengan panjang lampu yang digunakan. “Sebaiknya, ukuran minimal akuarium 1,3 meter sesuai dengan panjang lampu 40 watt. Lebih kecil dari itu, misalnya 1 meter, tidak baik, karena lampu 30 watt sulit didapat,” jelas Okie.

Pasir jangan terlalu halus karena dapat menyulitkan tanaman untuk menembusnya. Tapi juga jangan terlalu kasar karena akan menyulitkan pada saat menanam. Pasir yang baik berukuran 2-3 milimeter. Yang penting, jangan pasir laut karena mengandung banyak kapur dari kulit kerang dan karang kapur yang banyak terdapat di dalamnya. Padahal, sifat air yang diinginkan, asam dengan pH di bawah 7. Yang juga harus dihindari, pasir sungai. Pasir sungai tidak bisa dipakai karena mengandung lumpur yang lama-kelamaan akan membatu. Diperlukan pasir yang yang padat dan tidak berpori. Pasir yang berpori akan menyerap tanaman sehingga tanaman tidak akan tumbuh dengan baik dan akhirnya mati. Pupuk dasar, sebaiknya yang tidak atau sangat sedikit mengandung N dan P. Kedua unsur ini akan menyebabkan lumut tumbuh subur. Pupuk dasar akan tahan 2-3 tahun. Selain pupuk dasar, dibutuhkan juga pupuk cair untuk tanaman yang tidak menempel pada pasir.

Tanaman air, seperti tanaman lain, membutuhkan sinar matahari untuk kegiatan fotosintesis. Di Aquascape, sinar matahari digantikan lampu. Gunakan lampu khusus untuk tanaman. Perlu diperhatikan, penyinaran yang berlebihan menumbuhkan banyak lumut. Untuk kebutuhan daya lampu, rumusnya, liter air akuarium:4 x 1 watt. Misal, kapasitas akuarium 100 liter air, maka kebutuhan lampu 25 watt. Selain lampu, untuk fotosintesis diperlukan gas CO2. Ada alat CO2 test, mendeteksi kadar CO2 dalam akuarium. Jika berwarna biru, kadar CO2 0 persen. Jika menyala hijau, kadar CO2 dalam akuarium sudah mencukupi. Sedangkan jika menyala merah, itu pertanda kadar CO2 berlebih dan bisa menyebabkan kematian pada ikan. Pertumbuhan tanaman air akan jauh lebih bagus jika suhu sekitar 24-26 derajat Celcius. Itulah sebabnya diperlukan alat pendingin, terutama di Jakarta.

Seperti telah disebutkan di atas, banyak lumut berarti kegagalan bagi Aquascape. Menghilangkan lumut memakai bahan kimia bisa mematikan tanaman dan ikan di dalamnya. Karena itu, digunakan ikan pemakan lumut di antaranya Siamese Algae Eaters (Crossocheilus siamensis), dan Otocinclus sp. Ada juga udang dan keong pemakan lumut. Keong ini biasa disebut keong turbo.

Tahap awal membuat Aquascape, pada akuarium yang telah disediakan diberi pasir setebal 2 cm. Lapisi dengan pupuk dasar, lalu lapisi lagi dengan pasir setebal 3 cm. Tebal keseluruhan, 5 cm. Setelah bagian dasar selesai, isi air hingga setengah akuarium. Proses penanaman dimulai dari tanaman yang pendek dulu, seperti rumput-rumputan, dilanjutkan tanaman yang tinggi di bagian belakang. Penuhi air. Aktifkan CO2 dan lampu. Tiga atau empat hari kemudian, masukkan udang pemakan lumut. Dua minggu setelahnya, baru masukkan ikan-ikan.

Jenis-jenis Tanaman dan Ikan

Hingga kini, jenis tanaman air yang digunakan untuk Aquascape, kira-kira sudah sebanyak 150 jenis. Di antaranya, yang sedang nge-trend saat ini menurut Okie, Monosolenium tenerum, paling toleran terhadap sinar matahari. Ternaungi ataupun terkena sinar matahari langsung, tanaman ini akan menyesuaikan pertumbuhannya. Riccia fluitan, seperti karpet, mengambang (floating), dan tidak memiliki akar. Jika sedang berfotosintesis, muncul gelembung-gelembung oksigen di ujung daun sehingga terlihat seperti mutiara. Ada lagi, jenis bawang-bawangan (Crinum), Crinum calamistratum, C. natan, C. thaianum (asal Thailand). Nuphar luteum dan Nuphar japonicum, Fontinalis antipiretica, Nymphaea zenkeri (Tiger Lotus) merah dan hijau, Cryptocorine.

Tanaman yang paling banyak jenisnya, Echinodorus. Bersifat amfibi (dapat hidup di darat dan air), jika ditanam dalam air akan berubah bentuk dari kaku menjadi lebih halus. Ada juga rumput yang berbentuk seperti bola, Cladophora, asli dari belahan bumi utara. Di daerah aslinya, untuk mencapai diameter 90 cm membutuhkan waktu 150-200 tahun, namun di daerah tropis lebih cepat pertumbuhannya. Jenis tanaman yang terkenal di dunia, asli Indonesia, Java moss (Vesicularia dubiana) dan Java fern (Microsorium pteropus).

Jenis ikan harus yang tidak memakan tanaman atau yang suka merusak tanaman. Ukurannya pun kecil sehingga gerakannya tidak merusak penataan tanaman dalam akuarium. Jenisnya antara lain, Tetra, Discus, Guppy, Rasbora, dan Pterophyllum scalare (fishangel) dan Pterophyllum altum.

Untuk perawatan Aquascape, ganti air seminggu sekali atau sesibuk-sibuknya, dua minggu sekali. Tidak perlu seluruh air akuarium diganti, cukup 10 persennya saja untuk menghindari lumut dan menjaga kesehatan ikan.

 

Naskah: Naomi Sinaga

Tags:
Leave a Comment