Athome.id – Memilih furnitur yang sesuai dengan karakter, cita rasa, dan juga representasi gaya hidup memang tidak mudah. Beragam produk dari desainer ternama dengan pilihan yang tidak terbatas hadir dengan harga fantastis dan terkadang tetap di pilih konsumen demi prestisius tanpa memikirkan detail desain.
Sawdust, brand terbaru di daerah Kemang hadir dengan menggusung koleksi furnitur dan produk dari desainer internasional yang menyentuh cita rasa dari gaya hidup urban kontemporer melalui kurasi desain yang berdedikasi tinggi dengan harga sepadan dengan ‘good value‘ yang dimiliki setiap produknya.
Showroom dengan penataan display layaknya sebuah rumah tinggal yang memberikan rasa homey ini, didirikan oleh Deo Mario, Logan Komorowski, Jose Dima Satria, serta Eko Priharseno sebagai Creative Director. Keempat pria dengan latar belakang sebagai arsitektur dan desainer interior, serta pengamat seni menjadikan Sawdust tidak hanya sebagai furniture house semata, namun bisa memanjakan para pecinta desain dan gaya hidup untuk menikmati desain lebih dari visual semata.
Quite Luxury yang saat ini tengah trend di dunia fashion, kini juga merambah pada desain furnitur dan interior lainnya. Kesederhanaan dalam suatu desain yang lebih relax dan berkarakter menjadi pilihan kaum muda berkantong tebal (old money) saat ini. Semakin mahal sebuah produk justru kian terlihat sederhana dan everlasting.
“Showroom ini merupakan visualisasi untuk kaum muda atau masyarakat yang saat ini menyukai kesederhanaan. Quite Luxury yang tengah tren dikalangan masyarakat yang tidak ingin terlihat ‘wah’ atau mewah ikut merambah pada tatanan interior rumah. Rumah dengan desain yang terlihat relaks, homey, santai, putih, plain, serta nggak ada tabrak-tabrak warna, jadi pilihan kaum muda untuk rumah menjadi unik dan sederhana. Sebuah gaya baru yang lebih relaks dan berkarakter, “jelas Eko Priharseno yang juga tergabung dalam ID 12.
Bersama arsitek Deo Mario yang memiliki gelar master dengan studi filosofi desain dari Bauhaus-Jerman, dan Logan Komorowski, desainer kelahiran Aukland yang telah berkecimpung dalam bisnis dan industri furnitur selama lebih satu dekade, Eko mewujudkan Sawdust yang dalam perjalanannya Jose Dima Bergabung dan menguatkan sinergi melalui sudut pandang pengamat seni dan desain. Sebuah kolaborasi apik dari keempat pria tampan dalam showroom Sawdust yang dilengkapi area outdoor dan coffee shop asal Bali, Baked.
Furnitur berkualitas ditangan craftman dan maker terbaik
Memberikan pengalaman curated lifestyle yang paripurna, Sawdust menghadirkan produk dengan bahan berkualitas, desain yang memukau. Dan yang lebih penting adalah bagaimana setiap brand yang dikurasi memiliki apresiasi mendalam pada seni, kerajinan, dan juga para pengrajin, craftman, dan maker.
Menurut Deo Mario, produk yang terjangkau selalu memiliki gap yang besar dengan produk premium dan eksklusif, furnitur dengan bahan berkualitas, dan pengerjaan craftmanship yang baik tidak mudah didapatkan. Hanya sebagian kecil pasar Indonesia berhasil mengakses produk-produk dengan kualitas bahan dan craftmanship tinggi.
“Saat kuliah di Jerman, saya sempat bekerja di pabrik furnitur dan banyak menggunakan kayu. Jadi dari dulu saya cintanya ke kayu dan banyak study tentang kayu dan tropical wood. Sampai pulang ke Indonesia pun saya memproduksi furnitur kayu (solid). Tapi belakangan saya mulai mengganti kayu solid karena mulai susah mendapat suplai kayu, khususnya melalui lelang dari Perhutani. Karena itu saya ganti dengan paneling wood. Nah, di Sawdust semua kayu yang kami gunakan sudah bersertifikat Forest Stewardship Council-FSI dan menggunakan kayu impor karena lebih green,” urai Deo yang diamini Eko dan Logan.
Di sinilah Sawdust hadir dengan melakukan kurasi terhadap beberapa brand furnitur ternama secara global dan produk-produknya merupakan hasil rancangan desainer internasional, sehingga Sawdust merasa kurasi menjadi pendekatan yang tepat untuk bisa lebih menyentuh hati konsumen dengan desain produk yang berkualitas.
Untuk koleksi pertama ini Sawdust menyuguhkan beberapa brand yang telah dikenal secara global dan juga telah mendistribusikan produknya lebih ke 70 negara di dunia; Natadora, Sketch, Root&Branch, United Strangers, Sebastian Curi, dan Luc Am PIERRE.
Leave a Comment