London Design Festival 2018

London mempromosikan diri sebagai ‘Ibukota desain’ bagi dunia, melalui perlehatan acara London Design Festival 2018 (LDF18) yang berlangsung pada 15-23 September lalu. Acara ini bukan hanya menjadi momen bagi banyak brand terkemuka dunia untuk menampilkan inovasi dan produk terbaru mereka, tapi juga tempat bagi para desainer menginspirasi dan memprovokasi khalayak melalui perwujudan ide dan kreasi yang mereka buat pada ruang-ruang publik di London. Berikut beberapa di antaranya.

Biro desain grafis Kellenberger–White merancang ‘alphabet chairs’, sebagai bagian dari pameran instalasi Landmark Project at Broadgate pada London Design Festival 2018. Dua puluh enam huruf dibuat dari logam dengan warna yang berbeda. Pengunjung yang melintas di sekitar Finsbury Avenue Square jadi terdorong untuk berinteraksi dengan kursi-kursi ini. Mereka duduk-duduk, memindahkan, hingga menyusun kata-kata dengannya. Beberapa karya seni lain yang menginspirasi Eva Kellenberger dan Sebastian White untuk membuat Alphabet adalah Foto karya Bruno Munari yang berjudul ‘Seeking Comfort in an Uncomfortable Chair’ (1944), Ulm Stool (1955) karya Max Bill dan Hans Gugelot, juga aksi Bruce McLean  pada ‘Pose Work for Plinths’ di tahun 70-an.

Foto : Lee Mawdlsey

The Tapestries Gallery adalah ruang sempit memanjang yang temaram di Victoria and Albert Museum, yang digunakan untuk menyimpan dan memelihara koleksi permadani bersejarah dari mulai tahun 1425. Ruangan yang panjang memberi ide pada desainer Denmark , Henrik Vibskov, untuk membuat karya instalasi sepanjang 25 meter berjudul ‘The Onion Farm’. Sebuah rangkaian struktur ringan yang menggantung pada struktur gedung, membuat sikat-sikat berwarna dan ‘bawang-bawang’ kain berwarna merah ini membuat pengunjung ingin menyentuhnya, memuaskan rasa penasaran indera peraba mereka. Sementara koleksi permadani bersejarah tetap tidak boleh disentuh.

Foto : Andy Stagg

Studio desain Pentagram membuat karya berjudul ‘Dazzle’, pada sebuah ruang studio kreatif di Museum Victoria and Albert (V&A) di London. Karya ini terinspirasi proyek eksperimental pada Perang Dunia 1, yang membuat pola kamuflase pada kapal-kapal perang dan dagang yang kala itu menjadi sasaran kapal selam Jerman. Pola-pola avant-garde seperti kubisme dan vortisme ini menjadi kamuflase, layaknya pola pada kulit binatang, yang menyamarkan mereka dengan batas antara permukaan air dan horizon langit dan awan. Pentagram mengintepretasikan ulang pola kamuflase ini, dari murni grafis menjadi ekplorasi tipografi, dengan menggunakan puisi ‘Suspense’ karya Wilfrid Wilson Gibson. Bentuk-bentuk huruf dan kata-kata yang melingkupi ruang akan menimbulkan sensasi pengalaman ruang yang berbeda pada pengunjung di dalamnya.

Foto : Andy Stagg

Biro Waugh Thistleton Architects berkolaborasi dengan American Hardwood Export Council untuk membuat Multiply, sebuah paviliun yang mempertemukan dua tantangan terbesar abad ini; kebutuhan akan perumahan dan urgensi untuk menanggulangi perubahan iklim. Hasilnya adalah gabungan dari penggunaan sistem modular dengan penggunaan material konstruksi yang berkelanjutan , sebagai solusinya.  Struktur yang berpori dibangun dari 60 meter kubik panel CLT (cross-laminated timber) bekas yang terbuat dari kayu Tulip (American Tulipwood). Pengunjung bisa masuk ke dalamnya, naik-turun tangga, menyeberang jembatan, mengeksplorasi ruang dan cahaya, pada instalasi mirip labirin ini. Baca artikel lainnya di sini.

 

Naskah: Donny Amrin

Tags:
Leave a Comment