Nur Aeni, Pahlawan Kopi “Tanpa Tapi”

  • Home
  • Figur
  • Nur Aeni, Pahlawan Kopi “Tanpa Tapi”

Athome.id – Nur Aeni, seorang ibu dari Desa Mokong, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ia bergelut pada industri kopi. Dari kerja keras dan tangan kreatifnya, telah tercipta berbagai varian kopi. Kopi kedelai, kopi kacang hijau, dan kopi biji asam adalah hasil karyanya. Latar belakang penciptaan produk-produk tersebut berasal dari mimpi sederhana. Ia hanya ingin semua orang dapat merasakan kenikmatan kopi “tanpa tapi”.

K3S (Kopi Kedelai Khas Sumbawa) merupakan salah satu varian andalannya. Kopi itu bagian dari produk “Kawa Samawa” atau Kopi Sumbawa. Keunikannya yaitu kopi ini merupakan hasil perpaduan dari kedelai dan rempah-rempah khas Indonesia. Selain nikmat, konsumennya juga mendapat khasiat dari bahan-bahannya yang berlabel “sehat”.

Baca : Bukan Pilpres atau Si Cinta, Ridwan Kamil Bicara Soal Kota, Anak Muda, dan Kreativitas

Kedelai telah dikenal sebagai jenis kacang-kacangan yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Ditinjau dari sisi pangan dan gizi, kedelai merupakan sumber protein yang paling murah di dunia. Nilai plus biji kedelai yakni tidak mengandung kafein sehingga aman untuk dikonsumsi. Mulai dari anak-anak, ibu hamil, hingga orang-orang yang memiliki penyakit pencernaan. Biji kedelai pun disimpulkan sebagai biji-bijian yang banyak manfaatnya.

Baca : Kartini Peternak Indonesia, Nenih, Mampukan Diri dan Tingkatkan Kesejahteraan Keluarga

Selain kopi kedelai, perempuan kelahiran 42 tahun lalu ini menyuguhkan varian kopi kacang hijau. Dalam suatu kesempatan, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, H. Abdul Ma’ad mengatakan produksi kacang hijau di NTB masuk dalam tiga besar nasional. Rata-rata produksi per tahun mencapai 40 hingga 50 ribu ton. Sentra produksi terbesar yakni, di Kabupaten Sumbawa (dilansir dari mataram.antaranews.com). Nur Aeni melihat ini sebagai peluang. Ia tentu ingin memanfaatkan sumber daya alam di daerahnya. Biji kacang hijau pun disulap menjadi kopi yang nikmat.

Baca : Stefan Setiadi, The Coffee Alchemist

Hasil kreasinya yang lain yaitu kopi biji asam. Selama ini, biji asam di desanya tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Biji asam masih dianggap hanya sebagai limbah pangan. Jumlah biji asam yang melimpah di tengah masyarakat Desa Mokong menjadi berkah bagi Nur Aeni. Biji asam bertransformasi menjadi minuman yang lezat dan bersahabat di lidah masyarakat. Ketika para penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung tidak berani mengonsumsi kopi konvensional, maka varian produk kopi hasil karya Nur Aeni menjadi solusinya.

Kehadiran Nur Aeni menjadi bukti bahwa Tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu tanpa ada manfaat dan tujuan. Sekadar dengan aneka biji-bijian, telah mampu melahirkan seorang pahlawan di tengah kehidupan. Seperti yang sering diungkapkan Bang Zul, Gubernur NTB bahwa 1000 langkah besar selalu dimulai dengan satu langkah kecil, tetaplah yakin bahwa di mana ada kemauan, di sana ada jalan.

 

* Siti Maryam, MA (Dosen, Penulis dan Pemerhati Sosial di NTB)

 

 

 

Tags:
Leave a Comment