Henry Herdiawan, Mengolah Susu Sapi Menjadi Kedususu

  • Home
  • Figur
  • Henry Herdiawan, Mengolah Susu Sapi Menjadi Kedususu

Foto: Dok. Kedususu.

Memutuskan menjadi entrepreneur bukan perkara yang datang begitu saja. Dibutuhkan proses yang cukup panjang sebelum melakukannya. Bahkan harus mencoba segala macam bisnis sebelum menemukan yang tepat. Lulus kuliah dan bekerja, itulah ‘siklus’ yang berlaku di masyarakat kita. Di saat itulah Henry  merasa gamang setelah mendapatkan gelar Sarjana Hukum. Dia harus memasuki dunia kerja sesuai dengan ilmu yang dia dapatkan di bangku kuliah. Seperti layaknya para sarjana baru, menjadi pekerja kantor pernah dia coba.

Merasa ada yang tidak pas, Henry mulai memasuki dunia bisnis. Bersama istri,  dia memulai bisnis  hijab dan pakaian muslim lainnya. Seiring waktu sempat juga mulai bisnis di bidang properti. Hingga pada satu momentum, susu menjadi pilihan bisnis yang membawanya pada kebaikan.

Salah satu cabang Kedususu di Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Henry sadar betul untuk menghadirkan tempat yang nyaman secara estetika.

Susu, bukan hal baru bagi Henry, karena kebetulan sang Ayah yang memang memiliki hobi beternak sapi dengan kandang yang tidak jauh dari rumah. Saat itu susu yang dihasilkan hanya dibagikan pada tetangga dan sebagian dijual serta konsumsi sendiri. Melihat hal tersebut naluri untuk mengemas susu jadi lebih menarik mulai terpikirkan.

Perdana, Henry ikut serta dalam gelaran CFD di alun-alun Temanggung yang digagas Komunitas Kreatif Temanggung (KKT)—yang memang Henry juga terlibat di dalamnya—menawarkan minuman susu dengan varian rasa buah. Beberapa kali melakukan marketing di CFD dan mendapat respons positif, Henry mulai untuk membuat kedai di area teras rumahnya. Sekitar tahun 2012, konsep kafe mulai dirancang menjadi tempat minum susu kalangan abg kala itu. Tempat asyik buat pelajar, tidak hanya minuman susu tapi juga camilan lainnya.

Di Kedususu, pengunjung bisa menikmati aneka minuman dengan bahan dasar susu fresh yang diolah dari peternakan sendiri.

Sukses di area rumah, berturut mulai buka cabang di Parakan, Temanggung  dengan segmen dan konsep yang lebih baik, lalu buka kembali di Grabag, Magelang dengan desain yang lebih kekinian lagi. Rencananya pada 2019 akan buka di Yogyakarta, tepatnya di depan kampus UAD (Universitas Ahmad Dahlan).

Meski belum terpikir untuk membuka kerja sama di daerah lain, tidak mentup kemungkinan suatu saat hal itu bisa dilakukan. Henry sangat selektif dalam memilih partner kerja sama. Tidak hanya melulu soal keuntungan dan modal, tapi partner harus memiliki visi misi yang sama, sehingga kerja samanya tidak hanya sekadar mencari keuntungan tapi juga sisi lainnya.

Bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Henry mewakili pengusaha muda daerah.

“Terkadang ber-partner itu tidak harus berpikir keuntungan yang cepat atau segera. Justru saya ingin mengajak hal lainnya, sehingga bisnis itu juga dapat membantu sesama. Misal dapat bekerja sama dengan peternak sapi lain dalam edukasi produksi susu yang baik dan sesuai standar agar susu yang dihasilkan berkualitas,” jelas Henry.

Melihat budaya minum susu masyarakat yang masih rendah, Henry mencoba mengenalkan kegiatan memerah susu pada anak TK dan SD agar mereka mengenal bagaimana proses susu dihasilkan. Dengan cara pengenalan tersebut Henry berharap anak-anak tidak hanya tahu susu kotak atau botol, tapi memahami dari mana susu sapi yang biasa mereka minum berasal sambil memberikan edukasi tentang manfaat susu yang sangat dibutuhkan sejak dini agar anak-anak kelak tumbuh dengan sehat dan kuat.

Tags:
Leave a Comment